Kutipan : " Membuka Pintu-Pintu Rizki "

Rizki bagi keluaga ibarat bahan bakar elpiji bagi kompor gas, tanpanya kegiatan masak-memasak di dapur akan mandeg, begitu pula keluarga, tanpa rizki tidak tegak. Oleh karena itu, masalah rizki bagi kebanyakan keluarga merupakan masalah utama yang menyibukkan karena sebagai pemenuh hajat hidup keluarga. Menurut pengamatan, tidak sedikit keluarga berpandangan bahwa berpegang kepada syariat Islam mengurangi jatah rizki dan menutup sebagian pintu-pintunya. Bahkan ada yang beranggapan untuk meraih kemudahan dan kelapangan rizki harus tutup mata dari batasan-batasan syariat Islam khususnya terkait hukum halal haram. Sehingga muncul celetukan, “Hari gini masih mikir halal-haram, yang haram saja sulit didapat lebih-lebih yang halal?

Dalam situasi dan kondisi ekonomi liberal yang mendunia, persaingan sangat ketat dan orang-orang nganggur meningkat jumlahnya. Sehingga pekerjaan terasa sedikit karena diperebutkan oleh pencari kerja yang besar sementara hajat hidup tidak pernah mengenal kata henti. Membubungnya harga kebutuhan pokok menuntut juga keluarga harus bekerja keras mencari sebab-sebab dan pintu-pintu rizki alternatif demi memenuhi kebutuhan hidup. Bukan sesuatu yang tercela, selama ikhtiar mencari rizki masih berada dalam batas-batas koridor syariat Islam. Sangat disayangkan bagi kebanyakan keluarga muslim dalam usaha membuka pintu-pintu rizki hanya bertumpu kepada sebab-sebab materi semata-mata. Mereka hanya berpikir membuka usaha X, berdagang Y dan belajar keterampilan Z, hanya sebatas itu, tidak lebih. Manakala yang terpikir hanyalah sebatas itu untuk membuka pintu-pintu rizki, sangat disayangkan apabila faktor mengetuk pintu Allah Swt dikesampingkan.


Sesungguhnya Allah sebagai pemilik dan pemberi rizki bagi seluruh makhluknya. Allah tidak membiarkan manusia tanpa petunjuk dalam mencari rizkinya, Dia telah menata dan meletakkan sebab-sebabnya. Jika manusia berkenan mengetuk pintu Allah, maka niscaya sebab-sebab terbuka pintu-pintu rizki akan dimudahkan tanpa keraguan (baca : 7 Keajaiban Rezeki). Pertanyaannya, bagaimana manusia mengetuk pintu Allah? Caranya sebagai berikut:

1. Taubat dan istighfar

Taubat adalah kembali kepada Allah Swt setelah melakukan perbuatan dosa. Dan istighfar adalah memohon perlindungan kepada Allah dari dampak buruk dosa yang dilakukan. Yang dimaksud melaksanakan taubat dan istighfar di sini bukan sebatas ucapan tanpa bukti nyata dalam perbuatan. Jika demikian dalam bertaubat dan beristighfar, maka digolongkan kepada orang yang dusta. Taubat yang benar adalah taubat yang memberi bekas pada perbuatan pelakunya inilah taubat pembuka pintu rizki Allah. Sebagaimana firman Allah Swt : Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai? (@S. Nuh : 10-12) Sebagaimana ayat di atas menetapkan janji Allah dari istighfar bahwa kemakmuran hidup yang berupa: hujan turun deras, harta dan anak-anak diperbanyak sebagai bukti kemakmuran, kebun-kebun ditumbuhkan yang ditopang oleh sungai-sungai sebagai sumber hidup. Amirul Mukminin Umar bin Khattab berpegang kepada ayat di atas manakala dia keluar meminta hujan, yang dilakukan adalah beristighfar. Begitu pula al-Hasan al-Basri, ketika dia didatangi oleh tiga orang pengadu. Yang pertama mengadukan kekeringan, yang kedua mengadukan kesempitan hidup dan yang ketiga meminta doa agar dikaruniai anak. Al-Hasan menjawab dengan satu jawaban : Beristighfarlah.

2. Bertakwa

Bertakwa kata Imam an-Nawawi adalah mentaati perintah Allah dan larangan Allah. Pertama melaksanakan dan kedua menjauhinya. Takwa merupakan sebab dibuka pintu rizki oleh Allah dan merupakan sebab diangkat kesulitan. Al-Quran telah mendokumentasikan janji Allah Swt :
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. Arh-Thalaq ; 2-3) Hafizh Ibnu Katsir berkata, bahwa maksud ayat tersebut adalah barangsiapa bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkanNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rizki dari arah yang tidak diduga yakni tidak terlintas di benaknya. Senada dengan ayat di atas, Allah berfirman : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A'raf : 96)

3. Tawakal

Tawakal adalah menyandarkan diri kepada Allah yang diikuti dengan usaha maksimal dalam batas-batas yang dibolehkan. Tawakal merupakan salah satu sebab yang dengannya Allah membuka rizkiNya bagi hamba-hambaNya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw : Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang. (HR. At-Tirmidzi). Hadis ini menjelaskan bahwa barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya dia dilimpahi rizki yang cukup seperti burung-burung yang pergi pagi dalam keadaan perut kosong dan pulang sore dalam keadaan kenyang. Bagaimana tidak demikian, sementara dia telah bertawakal kepada dzat di mana barangsiapa bertawakal kepadaNya niscaya Dia akan mencukupinya, firman Allah yang artinya sbb : Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS.Ath-Thalaq: 3). Perlu ditekankan di sini bahwa tawakal tidak berarti berpangku tangan dan meninggalkan usaha dan jerih payah, justru usaha dan jerih payah itu termasuk bagian dari tawakal. Lihatlah burung-burung dalam hadits di atas, ia bertawakal tetapi tetap berangkat pagi menyongsong rizkinya di hari itu.

4. Silaturrahim

Silaturrahim adalah menyambung rahim yakni kerabat dekat dengan berbuat baik kepada mereka melalui ucapan dan perbuatan sesuai dengan tuntutan kondisi. Nabi Saww telah menetapkan bahwa salah satu sebab rizki adalah silaturrahim. Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi Saww bersabda yang artinya sbb: Siapa yang senang dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrahim. Dalam hadis Nabi Saww tersebut, ditetapkan bahwa silaturrahim menghasilkan dua perkara yaitu keluasan rizki dan bertambahnya umur. Silaturrahim mempunyai pengaruh besar dalam berkembangnya harta dan menepis kemiskinan serta kesulitan hidup. Bahkan orang-orang yang bermaksiat bisa berkembang hartanya disebabkan oleh silaturrahim. Ini adalah barokah silaturrahim. Sebagaimana Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abu Bakrah bahwa Nabi Saww bersabda, Sesungguhnya ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah silaturrahim. Bahkan sampai suatu keluarga ahli maksiat pun, harta mereka bisa berkembang dan jumlahnya bertambah banyak karena mereka saling bersilaturrahim. Dan tidak ada suatu keluarga yang saling bersilaturrahim kemudian mereka membutuhkan (kekurangan).

5. Infak di jalan Allah

Yang dimaksud dengan infak di jalan Allah adalah memberikan sebagian harta kepada jalan Allah yakni jalan-jalan agama dan kebaikan seperti membantu fakir miskin, menyokong amal dakwah, mendukung jihad melawan orang-orang kafir dan yang sejenisnya.Berinfak di jalan Allah merupakan salah satu kunci pintu-pintu rizki sebagaimana didokumentasikan dalam al-Qur`an dan hadis. Allah Swt berfirman : Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba' : 39) Perhatikanlah, “Allah akan menggantinya” dengan apa Dia menggantinya? Allah Swt menggantinya dalam bentuk pahala dan bisa pula dalam bentuk rizki karena Dia-lah pemberi rizki sebaik-baiknya. Jadi barang siapa berinfak berarti dia meraih janji penggantian dari Allah, maka bagi yang tidak berinfak berarti hartanya lenyap tanpa ada janji penggantian dari Allah Swt. Harta adalah pinjaman yang akan habis karena kita pasti menggunakan. Beruntunglah bagi orang yang pada saat dia menghabiskan hartanya diberi janji penggantian, dengan begitu hartanya akan tetap mengalir silih berganti ditambah dengan pahala tentunya. Nabi Saww bersabda :
Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam! Berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rizki) kepadamu. (HR. Muslim) Imam an-Nawawi berkata, bahwa firman Allah dalam hadits ini merupakan makna dari firman Allah dalam QS.Saba`: 39.

Wallahu A'lam
Semoga bermanfa'at


Sumber:
Dari catatan yang Ditulis Oleh Aku Adalah Muslim
Judul Asli : Membuka Pintu-Pintu Rizki

Artikel lain : 7 Keajaiban Rezeki





close